Me Vs Maya

Me Vs Maya
my novel

emak lebay

emak lebay
curhat emak duoNa

Jurnal Sehat Emak

Jurnal Sehat Emak
Diet Sehat Ala Emak

Rabu, 06 Januari 2016

Setelah Akad Aku Ingin Bercerai


Kemarin kami bertemu.  Sebenarnya tujuan awal adalah membicarakan sebuah pekerjaan yang dia tawarkan kepada saya.  Hanya saja sebagai mahkluk KEPO, saya pun menanyakan sebuah hal yang sudah jadi issue santer di lingkungan pertemanan kami.

"Kamu memang sudah pisah?" tanyaku tanpa basa basi, setelah kita sudah membahas deskripsi pekerjaan yang dia tawarkan kepadaku.

Dia langsung tersenyum lebar.  Saya tahu, dia bukan tipe pemarah dan tersinggung saat ditanya oleh sahabatnya, meski itu hal pribadi.

"Ya, sudah lama kog," jawabnya

"Kenapa?  kayaknya kulihat kalian mesra2 saja," tanyaku tak mengerti.  Beberapa kali saat kami kumpul, dia sempat mengajak suaminya datang.  Kupikir suaminya adalah tipe suami yang bisa support istri.  Bandingkan dengan mantan lelakiku, dia paling ogah diajak kumpul dengan teman-temanku, tetapi selalu memandang buruk teman-teman saya.  Giliran dibantu sama teman saya, sama sekali gak ada terima kasihnya (Lah curcol hahahah)

Intinya, kayaknya mereka baik-baik saja.

Kemudian, mengalirlah banyak cerita dari bibir Wien, temanku itu.

Suaminya, ternyata bukan tipe suami yang bertanggung jawab, bukan yang suka kerja keras demi anak istrinya dan juga laki-laki yang mudah melakukan intimidasi kepada istrinya.

Banyak hal yang dia ceritakan, kesimpulannya, Wien cuma dijadikan samsak psikologis suaminya itu.

"Dari awal nikah sih, saya sebenernya kepengen langsung cerai setelah melihat kelakuannya.  Tapi aku malu, baru nikah kog udah cerai?"

Untuk itulah sekarang Wien memilih bekerja, padahal awalnya adalah tipe ibu rumah tangga sejati.  Kini dia harus bisa mengatur waktu antara bekerja dan mengasuh anak hasil pernikahannya dengan laki-laki berhati kerdil itu.

"Sudah ketok palu?" tanyaku.

"Dia sudah minta supaya aku cepat membersihkan, tapi aku ogah," jawabnya santai.

"Kenapa?" tanyaku tak mengerti.  "Kan enak statusnya jelas."

"Biarin aja, aku nggak ada rencana menikah lagi dalam waktu dekat kog.  Kalau dia kepengen mengesahkan ke pengadilan, biar aja dia yang ke PA, biar dia yang keluar duit dan hak asuh anak buatku," jawabnya lugas.

Dan inilah yang banyak terjadi.  Si lelaki pergi, status tidak segera diurus, nafkah juga seret untuk anaknya.  Dan perempuan pun harus kuat untuk berjalan sendiri sekaligus memayungi anak-anaknya, tanpa mengharap laki-laki itu hadir kembali ke tengah-tengah mereka.

La Tahzan, temanku yang cantik.  Yakinlah, di luar sana, kamu lebih terlihat mempesona dengan berjuang sendiri ketimbang mengharapkan cinta tak terbalas dari laki-laki kerdil itu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar