Me Vs Maya

Me Vs Maya
my novel

emak lebay

emak lebay
curhat emak duoNa

Jurnal Sehat Emak

Jurnal Sehat Emak
Diet Sehat Ala Emak

Kamis, 13 Agustus 2015

Ibu, Jangan Jauhkan Anakmu Dari Ayahnya



Ini mungkin agak menyimpang sedikit, karena kisah ini justru kudapat dari sosok seorang laki-laki, seorang ayah.

Namanya Pak Eko, tadinya kami kenal karena sama-sama aktif di kegiatan orang tua murid kelas Naomi berada.  ya dia adalah ayah dari salah satu sahabat Naomi di kelas.  Waktu wacana pindah sedang digodok, Anisa, teman Naomi ini yang paling sedih dan meminta Naomi untuk pindah.

(Intermezzo, ternyata banyak yang doain saya anak-anak gak pindah ya, jadi inilah kenyataannya heheu)

Orang tua Anisa, yaitu Pak Eko dan Bu Irine sudah bercerai sejak setahun yang lalu, saat itu anak-anak baru saja naik ke kelas 3.  Setelah itu kami sudah tidak lagi berkomunikasi, bahkan keberadaan Pak Eko sudah tidak lagi terlacak.  Kalau Bu Irine memang saya jarang berkomunikasi dengannya.  Sebagai pendidik senior di kota kami, dia termasuk sibuk.  Anisa sendiri tidak pernah diantar jemput oleh Bu Irine, padahal saat masih bersama Pak Eko, beliau yang paling rajin menunggui Anisa selama sekolah.  Pekerjaannya sebagai wiraswasta membuatnya leluasa untuk bisa menunggui putri semata wayangnya ini.

Ya, bagi Bu Irine, Pak Eko ini suami keduanya.  Bu Irine sudah menikah sebelumnya dan dari pernikahan ini lahirlah 2 anak yang sudah dewasa, usia mereka belasan tahun jaraknya dengan Anisa.

Dan ketika perceraian ini terjadi, Anisa bersama Bu Irine.  Dan Anisa selalu bilang ke teman-temannya, ayahnya sudah pindah ke luar kota, kerja.

Anisa sedih?  Sejauh yang saya lihat, tidak.  Bu Irine "berhasil" membuat anaknya ini "lupa" terhadap ayahnya.  Padahal mengingat kedekatan mereka, rasanya justru aneh melihat Anisa yang tidak sedih sama sekali kehilangan moment-moment kebersamaannya dengan sang papa.

Berkaca kepada Naomi yang selalu nampak kesepian setiap ayahnya kembali bekerja.  Ataupun ada perbedaan antara Naomi dan Anisa.  Anisa sebelum-sebelumnya selalu bersama ayahnya, sedang Naomi sudah terbiasa tidak bersama ayahnya setiap hari sejak TK A.  Jadi, kalaupun sekarang ayahnya tidak pulang, dia tidak banyak bertanya.

Tetapi ketika kuberitahu bahwa sejak Juni kemarin ayah dan bundanya berpisah, Naoami pun menangis.  tetapi dia mulai paham bahwa ayahnya tidak lagi bisa satu rumah dengan kami.  Dan sekarang, Naomipun jarang bertanya "Kapan ayah pulang?" kepadaku atau by phone kepada ayahnya langsung.

Mungkinkah Anisa juga seperti itu?

Tadi, saya jemput Naomi karena dia minta diantar tadi pagi, capek bersepeda.  Saat menjemput saya dihampiri oleh Pak Eko.

Mengalirlah cerita.  "Selama cerai, saya tidak bisa ketemu Anisa.  Saya ingin ketemu dia."

Ya Allah, sedih mendengarnya.  Ternyata Pak Eko masih di kota kami, hanya beda kecamatan.  Apa sih salah dia sampai tidak bisa bertemu putri semata wayangnya?  Saya bahkan tidak pernah terpikirkan untuk melarang anak-anak bertemu dengan ayahnya jika memang ayahnya mau mengunjungi mereka.

Well, saya tahu Bu irine perempuan kuat.  tetapi apakah perempuan kuat juga bersifat jahat terhadap putrinya ini?  Apa namanya kalau bukan jahat?  Memisahkan silahturahmi ayah dan anak?

Yang justru saya terkejut, adalah reaksi Anisa begitu melihat papanya datang.  Mengingat kedekatan mereka setahun yang lalu, kubayangkan pasti Anisa berlari memeluk ayahnya, menangis sambil bilang kangen.

Ternyata tidak.  Anisa justru menjauh, memberikan banyak alasan untuk menjauhi papanya, bahkan untuk memeluk Anisa pun Pak Eko tidak bisa.  Anisa langsung berlari menuju penjemputnya.  Hanya bilang kalau dia takut dimarahi mamanya kalau sampai ikut Pak Eko.  Padahal laki-laki itu hanya ingin bertemu Anisa dan bilang ingin mengantar anaknya kepada mamanya, ingin berbincang dengan anaknya itu.

Saya melihatnya bahkan menangis.

Bu Irine, anda sukses membuat seorang anaka menjauhi anaknya sendiri

Bu Irine, anda lupa, selamanya Pak Eko adalah wali bagi Anisa.

Bu Irine, mungkin anda powerfull dibanding Pak Eko, tapi anda berhasil memutus silahturahmi ayah dan anak perempuannya.

Yakinlah, anda tidak dapat apa2 selain kelak anda akan mendapatkan perlakuan yang sama entah dari siapa


Untuk Anisa

Beliau tetap ayahmu

Beliau hanya ingin memelukmu seperti dulu yang pernah kalian lakukan

Beliau hanya ingin menciummu, seperti yang dulu sering kalian kerjakan

Mudah-mudahan kamu selalu menyayangi ayahmu.

Mungkin ayahmu tidak hamil, melahirkan dan membesarkanmu.

Tetapi Pak Eko adalah ayahmu, yang selalu memelukmu ketika maku sedih

Berlari-lari mengejarmu di halaman sekolah sambil membawakan tas dan bekalmu

Setia menungguimu di perpustakaan karena kamu tidak mau ditinggal

Beliau tetap ayahmu, Nak

La Tahzan Anisa, ayahmu pasti tetap dilindungi oleh Allah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar